Dipaparkan Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Jawa Barat (Jabar), Hedi Ardia, mantan Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev pernah menyampaikan, politisi dimanapun sama, mereka selalu menjanjikan bisa membangun jembatan sekalipun tidak ada sungai.
“Maksudnya, kita harus lebih hati-hati, lebih selektif lagi dalam mencerna apa yang disampaikan oleh para elite politik,” ucap Hedi, diwartakan Kantor Berita RMOLJabar, Senin (1/1).
Hedi menegaskan, meskipun hari ini ada berbagai isu yang muncul dan diterima masyarakat, KPU sebagai penyelenggara pemilu merasa pelaksanaan Pemilu 2024 sudah sangat baik.
“Kurang apalagi? Pengawas Pemilu ada, publik sudah bisa menyaksikan secara terang-benderang proses pemungutan suara, sudah bisa menyaksikan proses penghitungan suara, bahkan hasil penghitungan suara pun sudah bisa difoto,” ungkapnya.
“Jadi kalau kita mau bicara kecurangan, dari fase dan titik mana? Sehingga pembuktiannya lebih enak, gitu,” tantangnya.
Dibeberkan Hedi, isu soal keberpihakan, soal kecurangan-kecurangan Pemilu, bukan hal yang baru bagi KPU.
“Di 2019 pun sama sampai kasusnya dibawa ke MK juga, tetapi itu tidak terbukti pada akhirnya,” tandas Hedi.
Sebelumnya, pernyataan Wakil Deputi TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Henry Yosodiningrat, sempat membuat heboh. Henry meminta pemerintah untuk bersikap netral pada Pemilu 2024 dengan tidak berpihak terhadap salah satu calon manapun. Begitupun KPU yang sudah sepatutnya bisa menciptakan kultur pemilu yang bersih dan adil.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.