Selama ini, penderita penyakit maag atau GERD sering khawatir akan kambuh saat menjalankan puasa. Namun, menurut dr. Muhammad Firhat Idrus, SpPD, K-GEH, pelaksanaan puasa sebenarnya dapat mengurangi keparahan maag atau GERD karena pola makan yang teratur pada waktu yang sama setiap hari.
Penyebab umum masalah maag mungkin muncul saat awal puasa karena perubahan pola makan dari tiga kali sehari menjadi dua kali sehari. Namun, gejala tersebut kemungkinan akan membaik seiring berjalannya waktu.
Puasa mendorong pola makan yang teratur pada jam yang sama, yaitu saat berbuka puasa dan sahur. Hal ini dapat memperbaiki gejala maag atau GERD yang umumnya dialami oleh masyarakat.
Dengan mengonsumsi makanan pada waktu yang tepat dan dalam jumlah yang cukup, asam lambung dapat dikeluarkan dari lambung pada waktu yang tepat tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman.
Namun, saat bulan puasa, konsumsi makanan yang berlebihan bisa meningkatkan risiko naiknya asam lambung dan memicu masalah maag dan GERD. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari makanan gorengan, santan, makanan pedas, berminyak, jeroan, gajih, dan kopi.
Makanan pedas dan kopi yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung. Disarankan untuk membatasi konsumsi makanan tersebut hanya pada salah satu waktu makan, baik saat berbuka puasa atau sahur, dan meningkatkan konsumsi makanan yang direbus atau dipanggang serta sayuran.
Selain itu, mengunyah makanan perlahan dan tanpa terburu-buru juga dapat membantu mengurangi beban pada lambung dan mencegah naiknya asam lambung.