Seperti dilansir oleh Reuters, Kamis (3/10), harga minyak mentah Brent mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen harian menjadi 74,66 Dolar AS per barel, atau melanjutkan tren kenaikan tajam sebesar 3,43 persen pada perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, minyak mentah WTI AS juga menguat tipis sebesar 0,03 persen menjadi 70,92 Dolar AS, setelah sebelumnya naik sebesar 3,58 persen.
Kenaikan ini terjadi selama dua hari berturut-turut, setelah Iran pada hari Selasa meluncurkan sekitar 180 rudal balistik dan hipersonik ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin milisi Hizbullah di Lebanon, Hassan Nasrallah, bersama beberapa pemimpin senior kelompok yang didukung Iran.
Menurut The Guardian, tidak ada korban yang dilaporkan di Israel akibat serangan tersebut, dan sebagian besar rudal berhasil dihancurkan oleh pertahanan udara.
Namun, Israel dan Amerika Serikat mengancam akan membalas serangan tersebut, yang dapat mengancam infrastruktur minyak Iran dan ekspor minyak sebanyak 1,7 juta barel per hari.
“Meskipun lonjakan harga akibat faktor geopolitik tahun ini menurun dengan cepat, eskalasi yang terjadi belakangan ini menimbulkan ancaman terhadap pasokan, terutama karena risiko serangan balasan Israel terhadap infrastruktur nuklir dan energi Iran,” kata Saxo Bank.