Dia mengungkapkan komitmennya untuk memperjuangkan kesejahteraan perempuan, anak, dan keluarga bersama mitra kerjanya di DPR.
“Fokus saya adalah bagaimana mengajak perempuan politik dari partai mana pun untuk bersatu dan berkomitmen memperjuangkan regulasi yang berpihak pada kesejahteraan perempuan, anak, dan keluarga. Salah satunya adalah RUU PPRT yang sudah 20 tahun mangkrak di DPR,” kata Netty dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu (6/10).
Dia menjelaskan bahwa RUU PPRT adalah RUU yang dinantikan oleh para pekerja perempuan di Indonesia.
“Perempuan anggota DPR harus memiliki kepekaan lebih terhadap masalah-masalah krusial yang dialami sesama perempuan dan berkomitmen memberikan solusi terbaik,” tegasnya.
Beberapa masalah krusial yang melibatkan perempuan, anak, dan keluarga, lanjut Netty, menunggu inisiatif dan respons positif dari perempuan anggota DPR untuk menyelesaikannya melalui regulasi yang berpihak.
Selain itu, Netty juga meminta kepada pimpinan partai politik dan pimpinan DPR untuk serius membawa suasana parlemen yang ramah terhadap perempuan.
“Pastikan adanya representasi perempuan yang signifikan dalam setiap lembaga dewan. Selain itu, jangan ada lagi sikap yang merendahkan perempuan meskipun dalam bentuk lelucon di ruang-ruang parlemen,” katanya.
Ketua DPP PKS ini menyatakan bahwa partainya sangat mendukung dan memberikan kesempatan luas bagi perempuan Indonesia untuk berperan dalam politik.
“Pada periode ini, ada sembilan perempuan yang terpilih sebagai Anggota DPR RI dari PKS, dua di antaranya adalah wajah baru. Pimpinan PKS memberi kesempatan bagi perempuan untuk menjabat di fraksi maupun di lembaga dewan lainnya,” tambahnya.