Oleh: Zahra Zaina Rusty
Suara USU, Medan. Menjadi mahasiswa seringkali identik dengan tugas kuliah yang menumpuk, tenggat waktu yang berdekatan, serta jadwal kepanitiaan dan organisasi yang tumpang tindih. Dalam kondisi ini, banyak mahasiswa merasa kewalahan dan kehilangan keseimbangan dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Setiap hari seolah-olah hanya diisi oleh berbagai kewajiban yang tidak ada habisnya. Tugas-tugas datang silih berganti, sementara tuntutan untuk aktif di organisasi atau kepanitiaan semakin menambah beban pikiran. Rasa cemas dan tertekan pun perlahan-lahan mulai muncul, membuat mahasiswa merasa sulit untuk menikmati momen-momen yang ada di depan mata.
Dalam kesibukan seperti ini, mahasiswa sering kali melupakan pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik. Mereka terjebak dalam rutinitas yang berulang, tanpa menyadari bahwa tubuh dan pikiran membutuhkan istirahat. Tidur yang kurang, pola makan yang tidak teratur, serta kelelahan emosional menjadi dampak yang sering dialami, namun jarang diperhatikan. Akibatnya, motivasi untuk belajar pun menurun, dan mahasiswa kerap merasa kehilangan arah.
Di tengah tekanan akademik dan aktivitas yang padat, Mindful Living atau hidup penuh kesadaran bisa menjadi solusi untuk membantu mahasiswa menemukan keseimbangan kembali. Mindful living mengajarkan pentingnya menghadirkan kesadaran dalam setiap aktivitas yang dilakukan, mulai dari belajar, bekerja, hingga berinteraksi dengan teman. Dengan hidup penuh kesadaran, mahasiswa bisa lebih fokus dalam menyelesaikan satu tugas pada satu waktu, sehingga tidak terjebak dalam rasa kewalahan karena memikirkan semua kewajiban sekaligus.
Cara mempraktikkan mindful living di tengah kesibukan perkuliahan sebenarnya sederhana, namun membutuhkan konsistensi. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mulai dengan berhenti sejenak di sela-sela aktivitas. Misalnya, ketika sedang mengerjakan tugas yang menumpuk, ambil beberapa menit untuk berhenti, menarik napas dalam-dalam, dan merasakan setiap tarikan serta hembusan napas. Ini akan membantu menenangkan pikiran dan mengembalikan fokus pada momen saat ini. Selain itu, cobalah untuk hadir sepenuhnya dalam setiap aktivitas. Ketika belajar, berfokuslah hanya pada materi yang sedang dipelajari, tanpa terganggu oleh hal lain seperti ponsel atau pikiran tentang tugas-tugas lain.
Mempraktikkan mindful living juga bisa dilakukan dengan cara memperhatikan interaksi dengan orang lain. Dalam kegiatan organisasi atau kepanitiaan, sering kali kita terburu-buru dalam berbicara atau membuat keputusan. Dengan mindful living, mahasiswa diajak untuk lebih mendengarkan dan meresapi percakapan dengan teman atau rekan satu tim. Ini tidak hanya membantu meningkatkan kualitas hubungan sosial, tetapi juga membuat setiap interaksi terasa lebih bermakna.
Selain itu, mindful living mengajarkan pentingnya memberikan waktu istirahat yang berkualitas bagi tubuh dan pikiran. Jangan ragu untuk meluangkan waktu sejenak di tengah kesibukan hanya untuk duduk tenang atau berjalan santai di luar ruangan, menyadari setiap langkah dan mengamati lingkungan sekitar. Aktivitas-aktivitas kecil ini dapat membantu melepaskan beban pikiran yang mungkin sedang menumpuk.
Pada akhirnya, mindful living bukan hanya sekadar metode untuk mengurangi stres, tetapi juga cara untuk menikmati setiap momen dalam perjalanan akademik. Dengan menyadari pentingnya keseimbangan antara tanggung jawab dan kebahagiaan pribadi, mahasiswa bisa menjalani kehidupan kampus dengan lebih tenang dan bermakna.
Redaktur : Evita Sipahutar