Krisis hutan di Indonesia menjadi masalah lingkungan yang kompleks dan mendesak, dengan dampak luas terhadap ekosistem, ekonomi, dan masyarakat. Konversi hutan untuk perkebunan kelapa sawit, pertambangan, dan pertanian skala besar telah menyebabkan hilangnya lebih dari 27 juta hektar tutupan hutan primer antara 2001 hingga 2021. Aktivitas penebangan liar juga memperparah kondisi ini, menciptakan kerugian ekologi yang signifikan.
Kebakaran hutan, baik yang disengaja maupun akibat perubahan iklim, juga menjadi faktor tambahan yang memperparah kerusakan hutan dan menghasilkan emisi karbon dalam jumlah besar. Implikasinya bukan hanya terhadap lingkungan tetapi juga ekonomi, seperti kabut asap regional yang merusak kesehatan dan mempengaruhi ekonomi negara tetangga.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan krisis hutan meliputi deforestasi untuk perkebunan dan pertanian, aktivitas penebangan liar, kebakaran hutan, serta perubahan iklim. Melalui inisiatif seperti program restorasi hutan dan lahan gambut, pendekatan berbasis komunitas seperti Hutan Desa, dan pemanfaatan teknologi modern seperti pemantauan berbasis satelit, tersedia peluang strategis untuk memperbaiki kondisi hutan di Indonesia.
Tantangan konservasi hutan di Indonesia termasuk kurangnya penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal, pendanaan yang kurang memadai, dan kurangnya partisipasi masyarakat. Namun, dengan pengembangan kebijakan yang progresif, seperti penguatan perlindungan hutan primer, insentif ekonomi untuk prinsip keberlanjutan, dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku aktivitas ilegal, upaya konservasi hutan dapat ditingkatkan.
Dampak krisis hutan terhadap masyarakat sangat signifikan, terutama bagi masyarakat adat dan lokal yang bergantung pada hutan sebagai sumber mata pencaharian utama. Konflik lahan antara masyarakat dan perusahaan besar sering terjadi akibat klaim kepemilikan yang tumpang tindih. Namun, dengan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengatasi krisis hutan dan menjadi contoh global dalam pengelolaan hutan tropis yang berkelanjutan.