Keumamah merupakan salah satu kuliner khas Aceh yang memikat dengan cita rasa rempahnya. Makanan ini terbuat dari ikan laut seperti tuna, tongkol, dan cakalang yang disebut “Ikan Kayu” karena teksturnya yang kering tahan lama. Sejarah keumamah bermula dari para pejuang Aceh yang memanfaatkan ikan kayu sebagai bahan lauk-pauk selama berbulan-bulan bergerilya di hutan saat penjajahan Belanda.
Dalam masa lampau, jemaah haji Aceh juga membawa keumamah sebagai bekal selama perjalanan panjang ke tanah suci, karena keumamah adalah makanan yang lezat, praktis, dan memiliki daya tahan lama. Proses pembuatan keumamah melibatkan pembersihan dan pengeringan ikan di bawah sinar matahari untuk penyimpanan jangka panjang.
Masyarakat Aceh sering menyajikan keumamah dalam berbagai acara budaya dan perayaan sebagai simbol perjuangan melawan penjajahan Belanda. Dengan memahami sejarah dan cara pengolahan keumamah, kita tidak hanya melestarikan warisan kuliner, tetapi juga menghormati sejarah dan perjuangan masyarakat Aceh.