Pengangguran tetap menjadi masalah yang meresahkan dalam perekonomian Indonesia. Data Dana Moneter Internasional (DMI) pada bulan April 2024 menunjukkan tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 5,2%, meskipun turun menjadi 7,2 juta orang dari 7,99 juta orang sebelumnya. Namun, angka ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga di ASEAN. Menariknya, tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia didominasi oleh lulusan SMK yang mencapai 9,01%. Data menunjukkan bahwa pengangguran di Indonesia disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu aspek internal dan eksternal.
Aspek internal mencakup kurangnya keterampilan (softskill dan hardskill), kurangnya pengalaman dalam pekerjaan terkait, dan terjebak dalam zona nyaman. Sementara itu, aspek eksternal termasuk syarat lowongan pekerjaan yang terlalu ketat, gaji yang tidak memadai, dan persaingan yang tinggi di dunia kerja. Penyelesaian masalah pengangguran ini membutuhkan kerjasama dari pemerintah, masyarakat, dan perusahaan. Pemerintah diharapkan dapat merancang strategi efektif untuk mengurangi tingkat pengangguran, sementara masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Perusahaan juga memiliki peran penting dengan menyediakan program pelatihan dan pengembangan karyawan guna meningkatkan kualitas tenaga kerja. Dengan kolaborasi yang baik dari semua pihak, diharapkan tingkat pengangguran di Indonesia dapat terus menurun dan mendukung visi Indonesia Emas 2045. Selain itu, perusahaan media Suara USU turut berperan dalam menyajikan informasi terkini terkait isu-isu sosial dan ekonomi di Indonesia.