Menteri Kehutanan membuat pernyataan kontroversial tentang rencana membuka 20 juta hektar lahan hutan untuk energi dan pangan. Meski tujuannya untuk ketahanan nasional, keputusan ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak ekologis yang serius. Bukaan lahan hutan skala besar bisa mengganggu keseimbangan ekosistem dan memperburuk perubahan iklim global. Selain itu, keanekaragaman hayati dan kehidupan masyarakat adat juga terancam akibat hilangnya habitat alami mereka. Untuk mengatasi krisis ini, pemerintah disarankan untuk mempertimbangkan alternatif ramah lingkungan seperti optimalisasi lahan yang sudah ada dan investasi dalam teknologi pertanian modern. Keputusan terkait hutan harus didasarkan pada kajian ilmiah dan konsultasi dengan pemangku kepentingan untuk melindungi masa depan generasi mendatang. Jika tidak, kita menghadapi ancaman kiamat ekologi yang tak terhindarkan. Mari bersatu untuk menjaga kelestarian bumi kita.