25.4 C
Jakarta
Sunday, February 9, 2025
HomeTravel"Pariwisata Indonesia 2024: Tren dan Proyeksi 2025"

“Pariwisata Indonesia 2024: Tren dan Proyeksi 2025”

Date:

Berita Terkait

Fenomena Cancel Culture: Penemuan dan Wawasan Terbaru

Belakangan ini, media sosial sedang ramai membahas pernyataan Abidzar...

Dorong Jurnalisme Berkualitas: Penemuan dan Wawasan Menjanjikan

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) memberikan...

Razia Balap Liar: Penemuan Motor Menjanjikan di Pamekasan

Pamekasan - Sebanyak 58 unit kendaraan bermotor roda dua...

Rahasia Kejayaan Nike: Perjalanan Menuju Puncak

Industri brand olahraga tak lepas dari Nike, brand ternama...

Valentino Rossi Puji Kepindahan Lewis Hamilton: Sorot Positif!

Valentino Rossi Menyambut Kedatangan Lewis Hamilton di Scuderia Ferrari Valentino...

Pariwisata Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan sepanjang tahun 2024 setelah masa-masa sulit akibat pandemi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan jumlah kunjungan wisman hingga November 2024 menjadi 12,66 juta, angka tertinggi dalam lima tahun terakhir. Negara-negara seperti Australia, Tiongkok, dan Singapura menjadi kontributor terbesar, sementara pasar baru seperti India juga menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Dengan pencapaian ini, pemerintah optimistis dapat mencapai target kunjungan 14–16 juta wisman pada tahun 2025.

Selain itu, sektor pariwisata juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDB nasional, meningkat menjadi 6,8%. Hal ini didukung oleh berbagai inisiatif pemasaran seperti World Travel Market London dan kampanye Wonderful Indonesia di berbagai negara. Program pemasaran wisata desa seperti Beti Dewi dan Senandung Dewi juga turut berperan dalam meningkatkan jumlah perjalanan wisnus.

Namun, popularitas Bali sebagai destinasi pariwisata unggulan juga membawa dampak negatif dari overtourism. Masalah kemacetan dan polusi mulai muncul di beberapa area pariwisata di Bali akibat lonjakan kunjungan yang masif. Sebagai respons, pemerintah setempat mulai menerapkan kebijakan pajak turis dan pembatasan kunjungan untuk menjaga keberlanjutan Bali sebagai destinasi wisata.

Pengembangan lima Destinasi Super Prioritas (DPSP) seperti Mandalika, Borobudur, Labuan Bajo, Likupang, dan Danau Toba menjadi fokus utama pemerintah sebagai alternatif untuk mengurangi tekanan pariwisata di Bali. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, seperti polusi air dan aksesibilitas terbatas, pemerintah terus berinvestasi dalam infrastruktur dan pengembangan SDM.

Selain itu, wilayah Timur Indonesia seperti Papua, Maluku, dan Sulawesi juga menawarkan potensi pariwisata yang menarik sebagai alternatif destinasi selain Bali. Dengan edukasi wisatawan, penguatan regulasi, dan pengelolaan destinasi yang baik, Indonesia diharapkan dapat mencapai target kunjungan wisman yang ambisius dan menjaga keberlanjutan pariwisata secara komprehensif. Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri pariwisata, dan wisatawan, Indonesia memiliki potensi menjadi model pariwisata berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.

Berita Terbaru