Di sebuah waktu yang terpatri dalam kesunyian, aku merenung sendu tanpa hentinya. Bayangmu yang tak terlihat lagi, hilang dalam gelap yang menyelimuti. Meski begitu, jiwa ini terus memanggil, tanpa lelah dan tanpa kenal lelah.
Dalam kedalaman malam yang sunyi, tangisku pecah tiada henti. Doa-doa terhaturkan dengan indah di udara, apakah kau merasakan getarannya? Hatiku rapuh, terluka dan terbakar dalam luka yang tak kunjung sembuh.
Setiap napas yang kuhela adalah sisa dari percakapan kita yang terhenti. Tentang rasa yang teramat dalam, tak terhingga oleh waktu. Aku ingin memelukmu dalam mimpi, walau tahu kau telah jauh, di alam lainnya.
Dalam kesunyian yang mendalam, aku terus bertahan. Doa-doa kuhantar jauh melintasi angkasa, berharap rindu ini dapat memadu jiwa kita. Aku bersedia merangkai pelukan kita, hingga akhirnya terasa nyata.
Demikianlah ungkapan hati dalam hening, di Kota Medan, pada tanggal 10 Desember 2024. Semoga rindu ini dapat terpatri dalam lautan perasaan kita.
Disunting oleh: Khaira Nazira.