Sebagai seorang mahasiswa, penting untuk membahas tentang kebiasaan yang dapat membahayakan keuangan dan kesejahteraan diri, yaitu “Doom Spending”. Meskipun mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, perilaku ini sebenarnya sering terjadi secara tidak disadari. Doom Spending adalah kebiasaan menghabiskan uang secara impulsif sebagai cara untuk mengatasi stres dan kekhawatiran. Fenomena ini mencuat karena hasil survei Intuit’s Credit pada tahun 2023 yang mengungkap kebiasaan belanja masyarakat di Amerika Serikat.
Berbeda dengan FOMO yang muncul karena rasa takut ketinggalan tren, Doom Spending muncul sebagai respon terhadap perasaan negatif yang ingin segera dihilangkan. Biasanya, tekanan dalam kehidupan sehari-hari seperti tugas kuliah yang menumpuk, kegiatan organisasi yang padat, atau masalah pribadi menjadi pemicu perilaku ini. Mahasiswa, sebagai salah satu kelompok yang rentan terhadap Doom Spending, sering menggunakan belanja impulsif sebagai bentuk penghiburan dari kelelahan dan frustrasi.
Namun, keinginan untuk memberi hadiah kepada diri sendiri sebagai bentuk penghargaan atas usaha yang dilakukan bisa berdampak buruk jika dilakukan secara berlebihan. Doom Spending yang awalnya terasa wajar hanya memberikan kelegaan sementara dan dapat berujung pada kesulitan keuangan. Bagi sebagian mahasiswa, yang bergantung pada uang saku dari orang tua, kebiasaan ini bisa menyulitkan kebutuhan pokok seperti biaya makan, transportasi, dan kos. Akibatnya, mahasiswa menjadi rentan terhadap kemungkinan harus meminjam uang dari teman.
Untuk mengatasi kecenderungan Doom Spending, penting bagi mahasiswa untuk mengelola emosi dan uang dengan bijak. Belajar mengatasi stres dengan cara yang lebih positif seperti olahraga, membaca, atau menyalurkan hobi yang bermanfaat bisa menjadi langkah awal yang baik. Selain itu, memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan serta mengarahkan pengeluaran pada hal-hal yang benar-benar dibutuhkan juga dapat membantu mencegah kebiasaan buruk yang merugikan di masa depan. Dengan langkah-langkah kecil ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih mudah mengendalikan Doom Spending dan membangun kebiasaan keuangan yang lebih sehat untuk masa depan yang lebih baik.