Pertamina dilaporkan mencampur produk bahan bakar Pertamax dengan zat aditif dari perusahaan Amerika Serikat, Afton, yang menjadi perdebatan terbaru. Dalam rapat dengan DPR, Ahok menyoroti masalah transparansi dalam sistem pengadaan bahan bakar tersebut. Meski tidak mengetahui detail teknis oplosan yang dilakukan, Ahok menegaskan bahwa Pertamina seharusnya memiliki insinyur yang mampu menguji kualitas minyak sebelum diterima. Dengan tegas, Ahok mencoba membuka kasus ini dengan menantang agar sidang dilakukan secara terbuka, dan bersedia membuka rekaman rapatnya selama menjabat di Pertamina. Transparansi dianggap sebagai kunci utama untuk mengungkap dugaan pencampuran bahan bakar yang merugikan masyarakat, dan dengan sidang terbuka, publik diharapkan bisa menilai siapa yang sebenarnya bertanggung jawab dalam hal ini.