Selama bulan Ramadan, umat Muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan perbuatan yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa selain sebagai penahan lapar dan dahaga, juga sebagai latihan kesabaran dan pengendalian diri. Namun, selain menahan diri dari hal-hal tersebut, menjaga perilaku dan ucapan juga menjadi bagian penting dalam menjalankan ibadah puasa. Bagaimana pandangan ulama tentang bergosip saat berpuasa?
Bergosip atau ghibah adalah membicarakan keburukan atau aib seseorang tanpa sepengetahuannya, yang jelas dilarang dalam Islam. Dalam Al Quran, surat Al-Hujurat ayat 12, Allah menjelaskan larangan tersebut. Meskipun mayoritas ulama sepakat bahwa ghibah tidak membatalkan puasa secara teknis, tetapi tetap merupakan dosa yang dapat mengurangi nilai ibadah puasa. Dalam sebuah hadits juga ditegaskan betapa pentingnya menjaga perkataan dan perbuatan yang baik selama berpuasa.
Anjuran menjaga lisan saat berpuasa memberikan pengingat bahwa puasa bukan hanya menahan makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik. Bergosip atau ghibah saat berpuasa mungkin tidak secara teknis membatalkan puasa, namun dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala puasa. Oleh karena itu, menjaga lisan dan menghindari perbuatan tidak terpuji sangat dianjurkan agar ibadah puasa diterima oleh Allah.