Jakarta, sebagai sebuah melting pot, telah menjadi tempat bagi berbagai etnis dan tradisi yang berbeda. Seiring berjalannya waktu, semua keberagaman tersebut mulai melebur menjadi satu, membentuk kebudayaan baru yang khas. Salah satu wujud dari keberagaman budaya, agama, dan tradisi di Jakarta adalah Kota Tua, yang masih berhasil mempertahankan keindahannya hingga saat ini.
Dalam rangka memperingati Tahun Baru Imlek 2025, Kementerian Pariwisata Indonesia menyelenggarakan acara “Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration” di House of Tugu, Kota Tua, Jakarta. Acara ini menampilkan fashion show dengan tema peranakan dari desainer Tanah Air seperti Sebastian Gunawan dan Adrian Gan, serta pameran perhiasan karya Rinaldy Yunardi yang terinspirasi oleh budaya Tionghoa dan kekayaan warisan Nusantara.
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, dalam kesempatan ini menegaskan komitmen Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merevitalisasi Kota Tua sebagai lokasi bersejarah, seni, dan budaya yang dinamis. Beliau menyampaikan visi Kementerian Pariwisata dalam mempromosikan dan menghidupkan kembali Kota Tua sebagai destinasi unggulan yang kaya akan warisan budaya pada wawancara khusus dengan DestinAsian Indonesia.
Visi utama dari proyek revitalisasi Kota Tua adalah menjadikannya cagar budaya dengan nilai ekonomi tinggi yang tetap menjaga karakter sejarahnya. Revitalisasi ini juga bertujuan untuk membangun ekosistem berkelanjutan di Kota Tua, mengintegrasikan sejarah, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Selain itu, upaya revitalisasi difokuskan pada peningkatan aksesibilitas dan mobilitas, penguatan komunitas lokal, dan aktivasi Kota Tua sebagai pusat budaya dengan berbagai event dan festival.
Revitalisasi Kota Tua bukan sekadar perbaikan fisik, tetapi juga menghidupkan kembali tempat ini sebagai pusat budaya dan ekonomi kreatif yang menghormati sejarahnya. Dalam mengembangkan Kota Tua ke depan, penting bagi semua pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam mengoptimalkan potensi yang ada. Melalui langkah-langkah strategis ini, Kota Tua diharapkan dapat menjadi destinasi unggulan yang kompetitif di kancah pariwisata global.
Pemerintah terus berkomitmen untuk mengembangkan Kota Tua dengan cara yang holistik, pelestarian nilai-nilai sejarah menjadi prioritas utama. Diharapkan Kota Tua tidak hanya sebagai destinasi bersejarah, tetapi juga sebagai ruang publik yang hidup, inklusif, dan nyaman bagi semua pengunjung. Dengan berbagai upaya revitalisasi yang telah dilakukan, Kota Tua diharapkan menjadi ikon pariwisata budaya yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mengembangkan Kota Tua dengan fokus pada pertumbuhan industri kreatif, UMKM, dan sektor pariwisata berbasis budaya. Upaya ini juga ditujukan untuk menarik lebih banyak wisatawan internasional melalui program-program unggulan seperti festival budaya, pertunjukan seni, dan aktivasi ruang publik. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan daya tarik Kota Tua sebagai destinasi wisata yang semakin dinamis dan menarik.
Dalam menghadapi fenomena di mana banyak wisatawan hanya mengunjungi Kota Tua untuk berfoto di tempat-tempat instagramable tanpa benar-benar mengeksplorasi sejarah dan budaya, Pemerintah harus menciptakan pengalaman yang menarik dan edukatif bagi para pengunjung. Melalui kurasi konten yang relevan, pengalaman interaktif, tur budaya, dan pendekatan digital, diharapkan kesadaran akan sejarah dan budaya Kota Tua semakin meningkat.
Meskipun upaya sebelumnya untuk mengajukan Kota Tua sebagai Warisan Dunia UNESCO tidak berhasil, Pemerintah terus berkomitmen untuk memperkuat nilai historis, keberlanjutan, dan keterlibatan komunitas dalam revitalisasi Kota Tua. Lebih dari sekadar status UNESCO, yang terpenting adalah menjaga dan mengembangkan Kota Tua sebagai kawasan berbasis sejarah dan budaya yang memberikan manfaat bagi masyarakat.