Sara Duterte Tiba di Den Haag untuk Hadapi ICC Demi Sang Ayah
Anak perempuan mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, Sara Duterte telah tiba di Den Haag untuk mendukung pembelaan ayahnya terkait tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan yang diajukan oleh Pengadilan Pidana Internasional (ICC). Duterte, yang memimpin Filipina dari 2016 hingga 2022, dihadapkan pada tuduhan terkait perang narkoba yang telah menewaskan ribuan orang.
Sebelum keberangkatan, Sara Duterte mengecam tindakan ICC dan menyatakan bahwa hal itu merupakan penghinaan terhadap kedaulatan Filipina. Presiden Filipina saat ini, Ferdinand Marcos Jr, mempertahankan keputusan pemerintahnya untuk memfasilitasi penangkapan dan pemindahan Duterte ke ICC.
Langkah ini menimbulkan perdebatan politik di dalam negeri, di mana Veronica Duterte berencana mengajukan habeas corpus untuk memaksa pemerintah membawa kembali ayahnya. Mantan Menteri Tenaga Kerja Silvestre Bello, yang kini menjadi bagian dari tim pembela Duterte, menyatakan bahwa mereka sedang mengevaluasi semua opsi hukum yang tersedia.
Sementara itu, di Kota Quezon, ratusan orang merayakan perlawanan terhadap kebijakan keras Duterte dalam perang narkoba dengan menyalakan lilin. Rodrigo Duterte sendiri mencalonkan diri sebagai presiden pada 2016 dengan janji utama memerangi kejahatan dan narkoba.
ICC telah mulai menyelidiki dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan sejak 2018, namun Duterte selalu menolak yurisdiksi pengadilan tersebut. Sebagai mantan kepala negara, Duterte kini menjadi pemimpin Asia pertama yang ditangkap dan diadili di Den Haag. Perkembangan kasus ini akan terus dipantau untuk mengetahui apakah Duterte akan diadili di ICC atau adakah langkah hukum lain yang bisa menghentikan proses tersebut.