Geopark Meratus yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, resmi ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geoparks (UGG) dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 di Paris, Prancis. Ketua Harian Badan Pengembangan Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana, mengucapkan selamat kepada semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengembangan Geopark Meratus. Menurut Hanifah, capaian pengakuan global ini tidak mudah dan mendorong seluruh elemen masyarakat untuk membangun Geopark Meratus sebagai motor penggerak ekonomi, sosial, dan pelestarian lingkungan di Kalimantan Selatan.
Geopark Meratus, bersama dengan Geopark Kebumen dari Jawa Tengah, berhasil meyakinkan Dewan Eksekutif UNESCO akan pentingnya warisan geologis dan budaya yang dimiliki keduanya. Indonesia kini memiliki total 12 UNESCO Global Geoparks setelah penambahan dua situs baru ini. Geopark Meratus memiliki nilai geologis tinggi dengan evolusi tektonik kompleks sejak periode Jurassic serta lanskap yang mendukung keberagaman hayati.
Selain itu, Geopark Meratus juga kaya akan budaya dengan dua kelompok masyarakat adat, suku Banjar dan Dayak, yang hidup berdampingan. Pasar Terapung Lok Baintan, Balanting Paring, dan kain tradisional Sasirangan merupakan bagian penting dari identitas budaya kawasan ini. Geopark Meratus aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan budaya dan pariwisata seperti Meratus Great Culture Carnival, Geopark Run, dan Festival Pasar Terapung, memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata berbasis alam dan budaya.