Polisi di Thailand telah berhasil menangkap seorang turis Cina yang bekerja ilegal sebagai pemandu wisata. Kasus ini terjadi di Bangkok, di mana seorang turis Cina, Yue Liu, 31 tahun, ditangkap karena diduga menawarkan layanan wisata mewah kepada wisatawan di kuil Wat Phra Kaew dan Istana Agung. Liu menjalankan bisnisnya melalui aplikasi pesan WeChat untuk memesan jasanya, sehingga sulit terdeteksi oleh petugas. Tindakan pengawasan terhadap pekerja asing ilegal di Thailand semakin intensif, dengan Liu dihadapkan pada tuntutan karena bekerja tanpa izin kerja dan menjalankan bisnis wisata tanpa lisensi.
Operasi penangkapan ini sejalan dengan inisiatif terbaru yang diumumkan oleh Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand, dalam kolaborasi dengan lima lembaga pemerintah. Mereka membentuk Satuan Tugas Gabungan untuk Memecahkan Masalah Bisnis Pariwisata yang Menggunakan Nominee Thailand. Tujuannya adalah untuk memerangi bisnis tur dan pemandu ilegal di negara tersebut. Menurut Natreeya Taweewong, Sekretaris Tetap Kementerian Pariwisata dan Olahraga, langkah kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan standar dan keselamatan dalam industri pariwisata Thailand.
Undang-undang Thailand secara tegas melarang orang asing bekerja sebagai pemandu wisata atau membawa wisatawan asing ke berbagai lokasi di dalam negeri. Pelanggar dapat dikenakan denda yang cukup besar dan bahkan dideportasi ke negara asal, serta dilarang masuk kembali untuk bekerja di Thailand selama dua tahun. Kementerian Tenaga Kerja Thailand menjelaskan bahwa aturan ini bertujuan untuk melindungi sektor pariwisata negara dan mencegah praktik ilegal yang merugikan.
