Kepulauan Balearic di Spanyol telah menghentikan penggunaan influencer media sosial untuk mempromosikan tempat wisata mereka. Hal ini disebabkan oleh kerusakan yang disebabkan oleh wisatawan yang berbondong-bondong untuk berselfie di pantai-pantai di sana. Meskipun niatnya adalah untuk mengarahkan wisatawan ke destinasi yang kurang dikenal, strategi ini justru memicu kepadatan di area tersebut dan menimbulkan kemarahan penduduk setempat.
Misalnya, di Caló des Moro, sebuah teluk kecil di Mallorca, setelah seorang influencer mempromosikan tempat itu, jumlah wisatawan yang datang meningkat drastis setiap hari, memberikan beban yang besar pada ekosistem yang rapuh. Pemerintah setempat bahkan harus menghapus semua gambar Caló des Moro dari situs web resmi mereka karena jumlah pengunjung yang tak terkendali.
Dampak pariwisata berlebihan ini sangat merusak, seperti hilangnya enam ton pasir setiap tiga bulan dari teluk tersebut dan meningkatnya sampah yang ditinggalkan oleh wisatawan. Penduduk setempat akhirnya protes dan meminta wisatawan untuk meninggalkan area tersebut. Demi melindungi lingkungan, pemerintah Balearic juga menutup akses ke tempat-tempat ikonik seperti Es Vedra di Ibiza karena keluhan mengenai kepadatan pengunjung dan masalah sampah.
Kasus ini menjadi contoh bagaimana penggunaan influencer media sosial dalam mempromosikan destinasi pariwisata dapat berdampak negatif jika tidak diatur dengan baik. Sebagai respons, pemerintah Balearic telah mengambil tindakan tegas untuk melindungi lingkungan dan mencegah pariwisata berlebihan di destinasi wisata mereka.