Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah mengumumkan kerja sama strategis dengan Google melalui program Startup Accelerator Southeast Asia-Indonesia AI Focus. Kolaborasi ini bertujuan untuk mempercepat pengembangan ekosistem startup berbasis kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, sejalan dengan visi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara. Program ini diharapkan dapat memberikan bimbingan, teknologi terbaru dari Google, dan jaringan global bagi para startup lokal. Kolaborasi ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan potensi AI di sektor kesehatan, pendidikan, keuangan, dan industri kreatif.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menekankan pentingnya ekosistem kolaboratif dan kebijakan yang mendukung talenta unggul dan teknologi canggih agar Indonesia dapat menjadi pusat inovasi AI di Asia Tenggara. Investasi Google dalam pembangunan pusat data berbasis AI-ready di Indonesia diharapkan dapat membantu kontribusi pada perekonomian nasional dengan estimasi mencapai Rp1.400 triliun dalam lima tahun ke depan. Pengembangan ekonomi digital di Indonesia juga diprediksi akan meningkat pesat, dengan nilai transaksi digital pada 2024 mencapai 263 miliar dolar AS.
Regulasi yang melibatkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP), serta PP Tata kelola Sistem elektronik untuk Perlindungan Anak (PP Tunas) menjadi landasan bagi pemerintah dalam mendukung perkembangan sektor digital. Program Digital Talent Scholarship juga diluncurkan untuk mencetak inovator digital yang berintegritas, adaptif, dan berwawasan global. Serta penetapan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang AI untuk memastikan talenta digital memiliki kesadaran terhadap isu-isu etika, seperti bias algoritmik dan privasi data. Indonesia diposisikan sebagai penggerak utama ekonomi digital di kawasan ASEAN dengan pertumbuhan pesat dalam sektor startup.
