Kunjungan pariwisata ke Thailand mengalami penurunan pada awal 2025, terutama karena menurunnya jumlah turis Cina yang berkunjung ke negara tersebut. Banyak turis Cina memilih untuk berlibur ke Kamboja, menganggap bahwa Thailand terlalu mahal dan penuh dengan drama. Kamboja sendiri telah menyatakan tahun 2025 sebagai Tahun Pariwisata Tiongkok-Kamboja, yang telah berhasil menarik perhatian wisatawan. Sebuah kelompok wisatawan dari Cina baru-baru ini mendarat di Phnom Penh, mengukuhkan Kamboja sebagai tujuan alternatif yang menarik.
Penurunan jumlah turis Cina ke Thailand disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk pemberitaan negatif dan kasus penipuan. Harga liburan di Thailand juga dianggap lebih tinggi, terutama selama musim panas. Kamboja, di sisi lain, menawarkan alternatif liburan yang lebih terjangkau dan bebas drama, meskipun wisatawan Cina perlu mengurus visa. Meskipun Kamboja tidak menyediakan bebas visa untuk turis Cina, biaya pengurusannya jauh lebih terjangkau dibandingkan di Thailand.
Selain itu, Kamboja memiliki kurangnya drama dan prosedur yang rumit. Wisatawan asing jarang memiliki masalah dengan petugas imigrasi karena telah ditangani oleh agen lokal. Selain itu, Kamboja sedang membangun Bandara Internasional Techo yang dijadwalkan akan dibuka pada bulan September. Bandara ini diharapkan menjadi salah satu bandara terbesar di dunia yang dapat menampung pesawat besar.
Dengan kunjungan wisatawan asing yang terus meningkat di Kamboja, termasuk peningkatan yang signifikan dari turis Cina, negara tersebut terus menjadi tujuan pariwisata yang menarik di Asia Tenggara.
