Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengambil langkah untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) guna mengatasi kemacetan di jalanan kota. Dengan penerapan AI melalui sistem pengaturan lalu lintas yang disebut intelligent traffic control system (ITCS), Jakarta berusaha menjadi smart city yang lebih efisien dalam mengelola arus lalu lintas. ITCS memungkinkan analisis data lalu lintas secara real-time dari berbagai sumber seperti kamera CCTV, sensor jalan, dan aplikasi navigasi untuk mengoptimalkan waktu lampu lalu lintas berdasarkan kondisi lapangan.
Meskipun sistem ITCS dinilai sangat baik oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono, perlu peningkatan dalam jumlah CCTV yang tersedia untuk monitoring lalu lintas. Dengan hanya 65 CCTV dari 321 yang dibutuhkan, upaya perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Rencana inklusif mencakup penugasan 25 orang untuk memantau CCTV dan penyediaan pusat layanan pelanggan yang terkoneksi dengan sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM) guna menanggapi keluhan masyarakat dalam waktu maksimal tiga jam.
Menurut TomTom Traffic Index, tingkat kemacetan di Jakarta rata-rata sekitar 30 persen, yang berdampak pada peningkatan waktu tempuh hingga 30 persen dibandingkan dengan kondisi ideal. Waktu tempuh 10 kilometer di Jakarta rata-rata membutuhkan 23-25 menit, dengan tingkat kemacetan yang lebih tinggi pada jam-jam sibuk. TomTom Traffic Index merupakan laporan tahunan yang mengukur tingkat kemacetan di lebih dari 500 kota di seluruh dunia, memberikan wawasan yang penting untuk penanganan masalah lalu lintas di Jakarta.