Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menegaskan pentingnya menerapkan standar operasional prosedur (SOP) di destinasi wisata ekstrem setelah kejadian tragis meninggalnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Imbauan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan risiko serius yang terkait dengan destinasi wisata ekstrem. SOP pendakian Gunung Rinjani sendiri telah diatur dalam Surat Keputusan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Nomor 19 Tahun 2022. Selain itu, Kementerian Pariwisata juga memberikan instruksi untuk melakukan pengawasan ketat terhadap operator wisata ekstrem, serta melaksanakan pelatihan ulang bagi pemandu dan porter terkait keselamatan, evakuasi darurat, dan komunikasi krisis.
Wisata ekstrem sendiri dapat didefinisikan sebagai aktivitas perjalanan yang melibatkan tantangan fisik tinggi atau potensi bahaya dari lokasi atau aktivitas yang dilakukan. Contoh dari wisata ekstrem ini antara lain perjalanan ke wilayah terkena dampak bencana nuklir, penyelaman dengan ikan hiu putih besar, trekking, dan aktivitas lain yang memiliki potensi bahaya. Ahli pariwisata James Petrick dari Texas A&M University menjelaskan bahwa kemajuan teknologi dan peningkatan minat perjalanan setelah pandemi Covid-19 menjadi faktor utama dalam meningkatnya tren wisata ekstrem. Fenomena ini tak hanya terjadi di alam, namun juga merambah ke perjalanan mahal dan berisiko tinggi seperti ekspedisi ke reruntuhan Titanic, kutub selatan, hingga wisata luar angkasa.
Kejadian tragis yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang terjatuh dan meninggal saat mendaki Gunung Rinjani menjadi peringatan akan risiko yang melekat dalam wisata ekstrem. Setelah proses evakuasi dan autopsi, jenazah Marins akan diterbangkan ke kampung halamannya di Rio de Janeiro, Brasil. Jenazah Marins diberangkatkan pada Selasa, 1 Juli dan diperkirakan akan tiba di Rio de Janeiro pada 2 Juli, waktu setempat. Evakuasi Marins sendiri sempat terhambat oleh medan ekstrem dan cuaca buruk, sehingga proses ini baru dapat dilakukan sehari setelah kejadian.