Seorang pilot Turkish Airlines berusia 59 tahun meninggal beberapa jam setelah melakukan pendaratan darurat di New York setelah pingsan. Insiden ini, meskipun jarang terjadi, memicu pertanyaan tentang apa yang terjadi jika seorang pilot sakit atau meninggal di tengah penerbangan. Sebelum setiap penerbangan, awak kabin menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kelancaran bertugas di udara. Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa pilot yang tidak fit tidak naik ke pesawat. Daftar periksa IMSAFE Badan Administrasi Penerbangan Amerika Serikat (FAA) digunakan sebagai panduan pra-penerbangan untuk memeriksa kesehatan pilot, dengan fokus pada penyakit, pengobatan, stres, alkohol, kelelahan, dan emosi.
Untuk menerbangkan pesawat komersial yang mengangkut lebih dari enam penumpang, semua pilot harus memiliki surat keterangan dokter yang dikeluarkan oleh Pemeriksa Medis Penerbangan resmi. Surat keterangan ini memastikan bahwa pilot sehat secara fisik dan mental. Meskipun upaya telah dilakukan oleh FAA dan maskapai penerbangan untuk menjaga kesehatan pilot, terkadang pilot jatuh sakit selama penerbangan. Namun, hal ini tidak selalu menyebabkan situasi darurat karena setiap penerbangan selalu memiliki minimal dua pilot terlatih di kokpit.
Pramugari juga dilatih untuk memberikan bantuan dalam keadaan darurat medis. Pesawat diwajibkan memiliki defibrilator eksternal otomatis dan kotak P3K medis darurat. Beberapa maskapai memiliki akses ke layanan 24/7 seperti MedLink yang menghubungkan awak pesawat dengan dokter unit gawat darurat. Jika pilot sakit parah, instruksi akan diberikan kepada pilot lain untuk mendaratkan pesawat di bandara terdekat agar pilot yang sakit dapat menerima perawatan medis yang diperlukan. Keselamatan dan kesehatan pilot dan penumpang tetap menjadi prioritas utama dalam penerbangan komersial.







