Selama hampir satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, capaian positif di sektor pangan terus terlihat. Wakil Ketua Komisi IV DPR, Ahmad Yohan, menyoroti langkah-langkah strategis yang diterapkan pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan. Dukungan kuat dari masyarakat terhadap kebijakan tersebut juga terlihat dari hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan bahwa sebanyak 77% publik yakin kenaikan harga gabah akan meningkatkan kesejahteraan petani.
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah menjadi landasan kebijakan pangan yang diterapkan. Dalam upaya ini, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, dipercayakan untuk mengoordinasikan program strategis pangan nasional. Harga pembelian gabah sebesar Rp6.500 per kilogram, dengan target pengadaan 3 juta ton beras dalam negeri menjadi fokus utama dalam memperkuat stok nasional.
Keberhasilan kebijakan pangan ini turut tercermin dalam peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2025, mencapai 124,36. NTP menjadi indikator kesejahteraan petani, menunjukkan bahwa pendapatan petani lebih besar dari biaya produksinya. Dengan capaian tersebut, ada peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya, yang mengindikasikan bahwa kebijakan pangan pemerintah tidak hanya menjaga ketersediaan beras, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani.
Meskipun demikian, Komisi IV DPR berharap pemerintah akan terus melanjutkan kebijakan pangan yang berkeadilan dan berkelanjutan. Fokusnya tetap pada peningkatan kesejahteraan petani, memperkuat ketahanan pangan nasional, dan menjamin ketersediaan beras yang terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia. Demikian disampaikan Ahmad Yohan sebagai bentuk apresiasi terhadap pencapaian positif pemerintah dalam sektor pangan.







