Operasi modifikasi cuaca di Jawa Tengah berhasil menurunkan intensitas hujan hingga 70 persen, namun BNPB dan BMKG tetap meminta masyarakat untuk tetap waspada. Sebanyak 48 sortie penerbangan telah dilakukan untuk menyebarkan sekitar 48 ton garam (NaCl) sebagai bahan semai di langit Jawa Tengah, khususnya di area Pantura. Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, mengungkapkan bahwa intervensi dilakukan di wilayah-wilayah yang masih terdapat genangan air atau di hulu sungai yang mengarah ke Pantura.
Operasi modifikasi cuaca dilakukan karena curah hujan yang tinggi beberapa pekan terakhir melebihi kondisi normal. Agus juga menjelaskan bahwa rekayasa cuaca seharusnya tidak perlu dilakukan jika semua infrastruktur pengendalian banjir beroperasi dengan optimal, mulai dari sistem drainase hingga kolam retensi. Supervisor Operasional Modifikasi Cuaca Posko Jateng BMKG, Fikri Nur Muhammad, juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada menghadapi puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada November–Desember 2025.
BMKG dan BNPB terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pemerintah kabupaten/kota untuk memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem di akhir tahun 2025. Meskipun berhasil mengurangi intensitas hujan, operasi modifikasi cuaca tetap membutuhkan perhatian dan tindakan pencegahan dari masyarakat Jawa Tengah.







