Perayaan Waisak 2025 di Kota Solo, Jawa Tengah, menjadi momen magis dengan adanya kirab kerukunan yang diprakarsai oleh Wali Kota Solo, Respati Ardi. Acara ini tidak hanya memperlihatkan kerukunan antar umat beragama, tetapi juga menjadi perwujudan toleransi yang tinggi di Kota Bengawan ini.
Dengan ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat, kirab dimulai dari rumah dinas wali kota, Loji Gandrung, dan berakhir di Balai Kota Solo. Tema yang diusung dalam kirab ini adalah Kebijaksanaan Dasar Keluhuran Bangsa.
Peserta kirab yang terdiri dari umat Buddha, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), pemuda penggerak, forum anak, serta komunitas lintas agama dan kepercayaan, bersama-sama mengiringi Rupang Buddha yang dikirab. Acara dilanjutkan dengan upacara Yu Fo atau Puja Mandi Buddha.
Antusiasme masyarakat Solo terhadap acara ini sangat terlihat, dengan banyaknya warga yang turut menyaksikan kirab tersebut sepanjang rute yang dilalui.
Wali Kota Solo, Respati Ardi, mengungkapkan bahwa penyelenggaraan kirab ini merupakan yang pertama kali dilakukan setelah melalui diskusi panjang. Hal ini merupakan upaya untuk merayakan Waisak dan menunjukkan bahwa Kota Solo adalah tempat yang ramah dan tidak ada ruang bagi intoleransi.
Rama Mettasiri Sutrisno, Ketua Panitia Waisak 2025, memberikan penjelasan bahwa kirab ini bertujuan menyebarkan semangat kebijaksanaan dalam berbagai aspek kehidupan. Dukungan penuh dari Wali Kota Solo turut mendukung keberlangsungan acara ini.
Selain kirab, rangkaian perayaan Waisak 2025 di Kota Solo juga mencakup kegiatan bakti sosial, pentas seni, donor darah, dan Dharmasanti di Candi Putih Vihara Dhamma Sundara. Seluruh kegiatan ini berlangsung dari 1 Mei hingga 1 Juni 2025, menyemarakkan perayaan Waisak di Kota Solo secara lebih meriah.