BADAN Pengelola Keuangan Haji (BPKH) merasa senang dengan langkah strategis Kementerian Perhubungan untuk menggunakan Bandara Internasional Taif sebagai alternatif bagi jamaah haji dan umrah Indonesia. Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, berbicara tentang inisiatif ini dalam pertemuan dengan Otoritas Bandara Taif di Makkah, Arab Saudi. Dudy menilai bahwa Bandara Taif secara teknis layak digunakan sebagai alternatif selain Bandara utama Jeddah dan Madinah, karena dekat dengan Kota Makkah. Menurut Menhub Dudy, Bandara Taif akan membantu mengurangi kepadatan di bandara utama dan meningkatkan kenyamanan jamaah. Langkah ini telah diawali dengan kedatangan 44 jamaah haji khusus asal Indonesia melalui Bandara Taif sebagai bagian dari upaya diversifikasi pintu masuk ke Arab Saudi. Kepala Badan Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah, juga memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Hingga 28 Mei 2025, sekitar 10.654 jemaah haji khusus telah tiba di Arab Saudi, sebagian besar melalui Bandara King Abdulaziz di Jeddah dan Bandara Pangeran Mohammad bin Abdulaziz di Madinah. BPKH menganggap Bandara Taif sebagai inovasi yang relevan dengan peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, dan diharapkan dapat membuat perjalanan jamaah lebih efisien dan nyaman.