Gerai Louis Vuitton di Korea menjadi korban serangan siber, yang mengakibatkan kebocoran data pribadi sejumlah pelanggan. Insiden ini terjadi pada bulan Juni dan melibatkan akses ilegal oleh pihak ketiga ke sistem internal perusahaan. Louis Vuitton Korea menyatakan bahwa data yang bocor mencakup informasi kontak pelanggan, namun tidak ada data keuangan yang terimbas. Perusahaan telah melaporkan insiden tersebut ke otoritas pemerintah Korea dan telah meningkatkan sistem keamanan TI mereka untuk mencegah pelanggaran serupa di masa depan.
Serangan ini menunjukkan bahwa merek-merek mewah di Korea Selatan rentan terhadap serangan siber. Unit lokal Christian Dior Couture dan Tiffany, yang juga dikelola oleh grup barang mewah LVMH, sedang diselidiki oleh otoritas perlindungan data atas kasus kebocoran informasi pelanggan sejak Mei. Hal ini menunjukkan pentingnya keamanan data bagi perusahaan-perusahaan mewah untuk melindungi informasi pribadi pelanggan mereka.