Gempa bumi berkekuatan 6,3 magnitudo mengguncang wilayah utara Afghanistan pada Minggu malam hingga Senin dini hari waktu setempat, menurut laporan US Geological Survey (USGS). Pusat gempa berada di Kholm, dekat kota Mazar-i-Sharif, pada kedalaman sekitar 28 kilometer. Getarannya terasa hingga ke ibu kota Kabul, seperti dilaporkan koresponden AFP. Belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa atau luka-luka, namun warga bisa meminta pertolongan melalui nomor darurat yang telah disediakan oleh otoritas setempat.
Di tengah malam, suasana panik mewarnai kota Mazar-i-Sharif saat gempa terjadi. Banyak warga yang berlarian keluar rumah khawatir bangunan mereka akan runtuh. Afghanistan sering dilanda gempa bumi karena letaknya di kawasan pegunungan Hindu Kush, di mana lempeng tektonik Eurasia dan India bertemu. Wilayah ini merupakan salah satu zona seismik paling aktif di dunia.
Gempa kali ini terjadi dua bulan setelah gempa besar di wilayah timur Afghanistan yang menewaskan lebih dari 2.200 orang pada 31 Agustus 2025. Sebelumnya, pada 2023, gempa besar di provinsi Herat, dekat perbatasan Iran, juga menewaskan lebih dari 1.500 orang dan menghancurkan lebih dari 63.000 rumah. Pemerintahan Taliban yang kembali berkuasa sejak 2021 telah menghadapi serangkaian bencana alam besar, termasuk gempa bumi dan kekeringan parah.
Dengan risiko kerusakan parah dan korban jiwa yang tinggi setiap kali gempa mengguncang negara tersebut, banyak rumah yang dibangun secara sederhana tanpa standar ketahanan gempa. Seismolog dari British Geological Survey, Brian Baptie, mencatat bahwa sejak tahun 1900, wilayah timur laut Afghanistan telah mengalami 12 gempa berkekuatan di atas 7 magnitudo. Situasi ini diperburuk oleh kemiskinan ekstrem, infrastruktur yang lemah, dan keterbatasan sumber daya untuk operasi penyelamatan.







