Nagoya, sebuah kota di Jepang, sedang menerapkan aturan baru yang menarik perhatian banyak orang. Mereka membayar orang untuk berdiri diam di eskalator selama enam jam sehari guna memastikan pengguna eskalator tidak berjalan saat naik atau turun, sesuai dengan etika baru yang diperkenalkan di negara tersebut.
Sejak beberapa dekade lalu, masyarakat Jepang sudah memiliki kesepakatan tak tertulis mengenai etika penggunaan eskalator. Di beberapa kota seperti Tokyo dan Jepang Timur, pengguna eskalator yang ingin diam akan berdiri di sisi sebelah kiri, sedangkan sisi kanan dialokasikan untuk orang yang ingin berjalan. Namun, belakangan ini, beberapa kota mulai khawatir dengan keamanan berjalan di eskalator, sehingga menginginkan agar orang berdiri di kedua sisi eskalator.
Nagoya menjadi salah satu kota yang menerapkan peraturan ini dengan membentuk Nagoya Stand and Stop Corps. Kelompok ini terdiri dari tiga orang di setiap lokasi eskalator. Mereka berdiri di sisi kanan eskalator dengan menggunakan seragam yang berisi pesan “Tolong berhenti dengan tenang”, sebagai tindakan untuk menghentikan orang yang ingin berjalan di eskalator.
Meskipun tugas mereka hanya berdiri diam, anggota Nagoya Stand and Stop Corps mendapatkan kompensasi yang menarik, dengan pemimpin tim memperoleh gaji sebesar 16.000 yen atau sekitar Rp 1,8 juta per hari. Korps ini ditempatkan di 19 stasiun kereta api yang berbeda di Nagoya dan sudah beroperasi sejak tahun lalu. Pemerintah setempat mengklaim bahwa sekarang sudah banyak orang yang patuh terhadap aturan baru ini, yaitu berdiri diam di eskalator.