Pada perdagangan Sabtu (28/6), harga emas dunia ditutup melemah di level US$3,274.39 per troy ounce, menurut pengamatan mata uang Ibrahim Assuaibi. Gencatan senjata antara Iran-Israel yang diperantarai oleh Presiden AS Donald Trump disebut sebagai faktor yang mempengaruhi penurunan harga emas tersebut, dengan situasi ini tampaknya dapat meredakan risiko geopolitik di Timur Tengah. Meskipun masih terjadi pengeboman di wilayah Libanon selatan oleh Israel, hal ini belum mampu mendorong kenaikan harga emas dunia. Ibrahim memproyeksikan bahwa harga emas masih akan terus menurun ke depannya.
Di sisi lain, penurunan harga emas juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS). Data mengenai inflasi tahunan di AS menunjukkan peningkatan menjadi 2,3% di bulan Mei dari sebelumnya 2,2% di bulan April. Selain itu, komentar dari Ketua The Fed, Jerome Powell, juga berkontribusi terhadap pelemahan harga emas. Powell menunjukkan kehati-hatiannya dalam pemangkasan suku bunga dan memperingatkan terkait kemungkinan inflasi yang dapat terjadi lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Dengan berbagai faktor tersebut, pasar saat ini memperkirakan kemungkinan pemotongan suku bunga The Fed sebesar 18% pada bulan Juli dan 70% pada bulan September. Komentar Powell yang menepis harapan penurunan suku bunga pada bulan Juli telah turut memengaruhi pergerakan harga emas, dijelaskan oleh Ibrahim. Hal ini menunjukkan bahwa faktor geopolitik dan kondisi ekonomi AS memiliki peran penting dalam menentukan arah pergerakan harga emas di pasar global.