Usia kendaraan listrik (EV) dapat mencapai 18 hingga 20 tahun, sementara usia pakai baterai berkisar antara 3.000 hingga 5.000 kali pengisian daya menurut peneliti senior International Council on Clean Transportation (ICCT), Georg Bieker. Dalam sebuah konferensi video di Jakarta, Bieker menyatakan bahwa pengguna EV dapat dengan mudah mencapai jarak tempuh hingga 1 juta kilometer.
Studi ICCT menunjukkan bahwa kendaraan listrik memiliki jangkauan tempuh yang lebih terbatas daripada kendaraan berbasis mesin pembakaran bahan bakar minyak internal (ICE). Namun, kendaraan listrik memiliki usia pakai yang lebih panjang karena komponen penggeraknya lebih sederhana dibandingkan kendaraan berbasis ICE.
Kelebihan lain dari kendaraan listrik adalah kemungkinan daur ulang komponen-komponen penggeraknya. Misalnya, baterai EV dapat didaur ulang untuk mendapatkan kembali nikel, kobalt, dan bahan baku lainnya yang diperlukan untuk membuat baterai baru.
Bieker juga menyebut bahwa kendaraan listrik memiliki siklus hidup yang lebih ramah lingkungan daripada kendaraan ICE. Elektrifikasi armada kendaraan global dan penggunaan jaringan listrik yang bebas energi fosil menjadi kunci untuk membatasi pemanasan global di bawah dua derajat Celsius.
Kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) direkomendasikan untuk mencapai target tersebut, ketimbang fuel-cell electric vehicle (FCEV) atau kendaraan hibrida. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenkomarves, Rachmat Kaimuddin, menyatakan bahwa pemerintah mendukung elektrifikasi pada sektor transportasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang disebabkan oleh konsumsi energi fosil pada sektor industri dan transportasi.