Toyota diminta untuk tidak hanya fokus pada mobil hybrid di Indonesia tetapi juga berinvestasi di baterai kendaraan listrik, kata Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury dalam wawancara dengan Nikkei Asia pekan ini.
Pahala sedang melakukan kunjungan ke Tokyo untuk diplomasi ekonomi. Selama kunjungannya, ia bertemu dengan sejumlah pejabat pemerintah dan pemimpin bisnis Jepang.
Dalam wawancara pada Senin (11/3/2024), Pahala mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan investasi perusahaan global, termasuk Toyota, untuk membangun industri di Indonesia dengan memanfaatkan kekayaan alam seperti nikel – mineral penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Mansury menekankan pentingnya menarik investasi ke Indonesia untuk pengolahan mineral tersebut melalui hilirisasi. Dia juga menyatakan bahwa ada banyak peluang investasi di Indonesia saat ini, termasuk dalam membangun ekosistem kendaraan listrik dengan mendirikan fasilitas produksi baterai kendaraan listrik.
Toyota telah memproduksi mobil hybrid secara lokal di Indonesia, namun Mansury berharap Toyota tidak hanya fokus pada mobil hybrid tetapi juga pada baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Di sisi lain, perusahaan Hyundai dari Korea Selatan telah berinvestasi secara komprehensif dalam ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pabrik sel baterai PT Hyundai LG Indonesia Green Power di Karawang akan memulai produksi baterai kendaraan listrik pertama Indonesia pada bulan April mendatang.
Selain itu, Hyundai juga telah merakit mobil berbasis baterai Ioniq 5 melalui PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Karawang. Fasilitas produksi battery pack milik PT Hyundai Energy Indonesia juga ditargetkan akan beroperasi tahun ini setelah pembangunan dimulai pada tahun 2023.