Kota Perth saat senja (harry-cunningham- unsplash) Setelah perjalanan yang panjang dan berliku dengan visa, akhirnya saya tiba di Perth. Penerbangan saya melalui Bali dan kemudian ke Perth, mendarat pada pukul 03.30 pagi waktu setempat setelah transit. Udara dingin yang menyapa membuat saya segera mencari taksi untuk menuju ke hotel. Begitu sampai di Westin Perth, rasanya seperti sebuah surga dunia untuk beristirahat setelah perjalanan yang melelahkan. Dengan kamar king club guest room, saya memiliki akses ke lounge dan bisa menikmati camilan serta minuman di sana. Namun, tubuh saya membutuhkan istirahat yang cukup, jadi saya segera tidur untuk mengisi tenaga.
Setelah beberapa jam tidur, saya mulai mengenali sekitar hotel. Dari jendela kamar besar, saya bisa melihat Katedral Saint Mary’s yang megah. Hotel ini memiliki lokasi yang strategis dan mudah untuk mengakses landmark populer di Perth. Menempati seluas 42 meter persegi, kamar hotel ini cocok untuk bersantai, bekerja, atau sekadar menikmati kenyamanan.
Keesokan harinya, saya memulai petualangan penuh di Swan Valley. Daerah ini terkenal dengan keindahan alamnya dan juga sebagai kawasan adat suku Aborigin Noongar yang telah berusia ribuan tahun. Bersama Tourism Western Australia, saya bertemu dengan Dale Tillbrook, si bush tucker queen di Mallinup. Dale adalah seorang pakar dalam menemukan dan menggunakan tanaman liar yang bisa dimakan. Dia memperkenalkan saya pada berbagai tumbuhan liar yang memiliki manfaat kuliner, seperti saltbush dan quandong.
Setelah sesi dengan Dale, saya mampir ke Sandalford Wines untuk menikmati hidangan lezat yang disajikan oleh executive chef Alan Spagnolo. Duck parfait yang saya pesan menjadi hidangan favorit saya dengan kombinasi yang sempurna antara daging bebek lembut dan saus gurih. Di House of Honey dan The Margaret River, saya juga dapat menikmati berbagai produk madu dan cokelat yang nikmat.
Petualangan berlanjut ke Olive Farm Wines dan Limeburners Whisky, di mana saya bisa belajar lebih banyak tentang wine dan whisky lokal. Setelah seharian berkeliling Swan Valley, saya kembali ke Perth dan menutup hari di Casa Perth di Mount Hawthorn. Burger Casa yang populer menjadi hidangan favorit saya malam itu sebelum kembali ke hotel.
Hari kedua dimulai dengan sarapan di Garum milik koki Guy Grossi sebelum melanjutkan ke Kings Park and Botanic Garden. Kings Park, taman terbesar di dunia, merupakan destinasi yang wajib dikunjungi di Perth. Saya juga mengunjungi Art Gallery of Western Australia untuk melihat pameran seni yang sedang berlangsung.
Perjalanan keliling kota dilanjutkan dengan bus Hop on Hop off, yang membawa saya melihat berbagai landmark ikonik di Perth seperti Yagan Square, Crown Hotel, Optus Stadium, Perth Mint, dan Blue Boat House. Meski waktu di Perth terbatas, saya merasa masih banyak tempat menarik yang belum sempat saya kunjungi, seperti Rottnest Island dan Freemantle.
Perth benar-benar mempesona dengan keindahan alamnya, keanekaragaman kuliner, dan kebudayaan yang unik. 48 jam di kota ini tentu tidak cukup untuk mengeksplor semua yang ditawarkan oleh Perth, namun pengalaman yang saya dapatkan selama kunjungan singkat saya sungguh tak terlupakan.