Oleh: Ummaina Rahma
Suara USU, Medan. Kesejahteraan mental di tempat kerja semakin menjadi fokus utama, terutama dengan hadirnya Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Generasi ini memasuki dunia kerja dengan tantangan psikologis yang unik, akibat perkembangan teknologi, perubahan sosial, dan ketidakpastian ekonomi. Mereka lebih terbuka dalam membahas isu kesehatan mental dibandingkan generasi sebelumnya, dan sering menghadapi tekanan dari media sosial serta harapan tinggi untuk sukses.
Generasi Z tumbuh dalam lingkungan yang terintegrasi dengan teknologi, menjadikannya alat penting dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menggunakan teknologi untuk komunikasi, tetapi juga untuk belajar dan berkolaborasi. Oleh karena itu, tempat kerja yang menyediakan akses terhadap teknologi terkini dan fleksibilitas kerja menjadi sangat menarik bagi mereka.
Pentingnya kesejahteraan mental dan keseimbangan kerja-hidup menjadi faktor kunci dalam memilih dan bertahan dalam pekerjaan. Organisasi yang menawarkan fleksibilitas, seperti jam kerja yang dapat disesuaikan dan opsi kerja jarak jauh, lebih diminati oleh karyawan Generasi Z. Selain itu, mereka menghargai umpan balik yang membangun dan pengakuan atas pencapaian, yang mencerminkan kebutuhan untuk dihargai di lingkungan kerja.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, pendekatan interpersonal menjadi sangat relevan. Ini melibatkan komunikasi efektif, empati, dan dukungan sosial yang berkontribusi pada hubungan positif antar karyawan. Strategi yang menekankan komunikasi terbuka dan dukungan emosional dari manajemen dapat mencegah dampak negatif pada kesehatan mental, serta mengurangi stres dan kecemasan yang sering dialami oleh Generasi Z.
Namun, banyak organisasi masih mengabaikan pentingnya pendekatan ini, lebih fokus pada hasil bisnis tanpa memperhatikan kesejahteraan karyawan. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi bagaimana pendekatan interpersonal dapat diimplementasikan untuk mendukung kesejahteraan mental Generasi Z.
Organisasi perlu memfasilitasi komunikasi terbuka mengenai dinamika unik yang dibawa oleh Generasi Z, serta mengadopsi kebijakan kerja yang fleksibel. Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan juga sangat penting, karena memberikan mereka kesempatan untuk menyampaikan ide, dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab.
Meskipun ada tantangan dalam menerapkan pendekatan ini, seperti resistensi terhadap perubahan dan keterbatasan sumber daya, solusi seperti program edukasi dan teknologi digital dapat membantu mengatasi hambatan tersebut. Dengan mengatasi tantangan ini, organisasi akan dapat menciptakan budaya kerja yang inklusif dan mendukung kesejahteraan mental karyawan.
Pendekatan interpersonal merupakan strategi penting dalam mendukung kesejahteraan mental Generasi Z di tempat kerja. Dengan melibatkan karyawan dalam pengembangan program kesejahteraan dan memberikan pelatihan kepada manajer, perusahaan tidak hanya meningkatkan keterlibatan dan kepuasan kerja, tetapi juga produktivitas dan loyalitas, menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan harmonis.
Artikel ini adalah publikasi tugas Mata Kuliah Advance Human Capital Management dengan Dosen PengampuDr. Audia Junita S.Sos, M.Si.
Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean